Search (cari)

Follow Us @soratemplates

Kamis, 25 Agustus 2022

33+ Tradisi dan Budaya di Jawa Tengah yang Perlu Dilestarikan

10 Tradisi di Jawa Tengah Tentang Kehamilan dan Kelahiran

1. Ngupati atau Ngapati: dilaksanakan aat kehamilan mencapai usia 120 hari atau 4 bulan.
2. Nglimani: dilaksanakan saat kehamilan (pertama) mencapai usia 5 bulan.
3. Mitoni atau Tingkeban: saat kehamilan mencapai usia 7 bulan.
4. Nyangani: saat kehamilan (pertama) mencapai usia 9 bulan.
5. Brokohan: selamatan kelahiran bayi, dilaksanakan saat bayi itu lahir.
6. Sepasaran: selamatan hari kelima kelahiran bayi, pemberian nama dan aqiqah. Biasanya disertai kenduri dan bancakan.
7. Puputan: selamatan setelah sisa tali pusar lepas atau jatuh.
8. Selapanan: selamatan hari ke-35 dari kelahiran bayi. Selapanan juga dikenal sebagai hari memperbagus fisik sang bayi. Biasanya disertai kenduri dan bancakan.
9. Tedhak Siti: Selamatan anak usia 7 lapan (7 x 35 hari). Selamatan ini untuk mendoakan agar sang anak kelak bersifat jujur, ahli ibadah, senang kepada ilmu, dermawan, dan punya etos kerja tinggi.
10. Setahunan: selamatan ketika usia anak sudah 1 tahun.

5 Tradisi di Jawa Tengah Tentang Pernikahan

1. Kumbakarnan: selamatan setelah memusyawarahkan segala hal yang akan dilaksanakan terkait dengan upacara pernikahan. Umumnya dilaksanakan pada 7 hari sebelum acara, bertempat di rumah yang punya hajat.
2. Pasang Tarub: selamatan yang dilaksanakan pada malam 2 atau 1 hari sebelum acara, yakni mempersiapkan tempat acara.
3. Midadareni dan Majemukan: ritual dan selamatan malam upacara, sekaligus pelaksanaan tebusan kembar mayang. Calon pengantin lelaki 'nyantri' di rumah calon istri (tradisi warisan Nabi Musa di rumah mertuanya, Nabi Syu'aib). Setelah penebusan kembar mayang diadakan selamatan majemukan, mendoakan keselamatan semua yang akan dilaksanakan.
4. Selamatan Walimahan: selamatan yang dilaksanakan pada sesaat setelah ijab Kabul atau setelah upacara perkawinan.
5. Sepasaran Manten: selamatan yang dilaksanakan pada hari kelima seusai ijab kabul.


9 Tradisi di Jawa Tengah Tentang Kematian

1. Surtanah: ritual setelah mayat dikebumikan, agar ruhnya mendapat tempat yang baik di sisi Allah.
2. Nelung Dina: selamatan hari ketiga dari hari kematian untuk memohonkan ampunan kepada Allah, agar memperoleh jalan yang terang menuju-Nya.
3. Mitung Dina: selamatan hari ketujuh dari hari kematian untuk mendoakan arwah agar mendapat jalan terang menuju Allah. Mitung dina juga bermakna menyempurnakan kulit, rambut, dan kuku jenazah.
4. Matang Puluhan: Selamatan hari ke-40 setelah hari kematian. Biasanya disertai dengan khataman Al Qur'an. Tujuannya mendoakan agar ruh dari orang yang meninggal dapat diterima Allah.
5. Nyatus Dina: Selamatan hari ke-100 setelah hari kematian. Tujuannya sama dengan Matang Puluhan dan juga untuk menyempurnakan yang bersifat badani.
6. Mendhak Pisan: Peringatan 1 tahun pertama setelah hari kematian. Tujuannya memintakan ampunan bagi ruh orang yang meninggal. Juga bermakna menyempurnakan semua anasir fisik selain tulang.
7. Mendhak Pindho: Peringatan 2 tahun pertama setelah hari kematian. Tujuannya sama dengan Mendhak Pisan. Juga bermakna menyempurnakan anasir rasa dan bau menjadi lenyap.
8. Nyewu Dina: Adalah purna upacara bagi orang yang sudah meninggal, yaitu pada hari ke-1000 setelah kematiannya.
9. Haul (Kol): Selamatan peringatan tahunan bagi orang yang sudah meninggal. Dilaksanakan pada hari (dan pasaran) dan bulan wafat. Intinya berdoa memohonkan ampunan dari semua salah dan dosa, serta mendoakan keselamatan perjalanan ruh di alam akhirat.


10 Tradisi Jawa Tengah Tentang Kehidupan

1. Wetonan atau among-among : Memperingati setiap hari weton misal weton lahirnya sabtu pahing, jadi setiap Sabtu pahing among-among atau bagi-bagi makanan sebagai tanda syukur kepada Allah
2. Ruwatan 
3. Kenduren
4. Suran
5. Sadranan
6. Entak Entik
7. Sabanan
8. Likuran
9. Syawalan
10. Larung saji

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/
Baca artikel detikjateng, "24 Daftar Upacara Adat Jawa Tengah Terkait Siklus Hidup Manusia" selengkapnya https://www.detik.com/jateng/budaya/d-6247416/24-daftar-upacara-adat-jawa-tengah-terkait-siklus-hidup-manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar