Search (cari)

Follow Us @soratemplates

Sabtu, 14 Oktober 2023

Mengenal Lebih Dekat Wargo Rukun Budoyo, Paguyuban Karawitan Desa Mrentul, Bonorowo, Kebumen

Apa itu Wargo Rukun Budoyo ?

Wargo Rukun Budoyo adalah kelompok pelestari budoyo jowo yang saat ini sedang proses belajar memainkan alat musik tradisional dari tanah Jawa yaitu gamelan atau biasa disebut dengan karawitan.


Mengapa Namanya Wargo Rukun Budoyo ?

Terinspirasi dari nama RT kami yaitu guyub rukun, ketika dibentuk kelompok seni ingin tetap menggunakan kata rukun dalam penamaannya, akhirnya disepakati bersama nama kelompoknya adalah Wargo Rukun Budoyo. Semoga sesuai dengan namanya menjadi doa untuk kelompok seni kami, menjadi warga yang rukun (melestarikan dan mencintai) budaya.

Tujuan di bentuk

Sebagai orang Jawa, sebagai warga negara yang baik ingin melestarikan budaya Jawa pada khususnya, dan budaya Indonesia pada umumnya.
Merekatkan hubungan sesama tetangga.
Belajar mengasah otak, karena memainkan gamelan itu butuh berpikir dan konsentrasi, memanfaatkan alat yang sudah ada.

Alamat Kelompok 

Wargo Rukun Budoyo berlatih di rumah Joglo milik Bapak Tomo dan Ibu Lasinah. Tepatnya di desa Mrentul RT.05/02, Bonorowo Kebumen, sebelah timur jalan, Pasar BUMDES Mrentul ke selatan kurang lebih 100 m. Rumah Pak Tomo di sebelah Utara pemakaman umum. Rumah Joglo milik Bapak Tomo dan Ibu Lasinah ini kosong, mereka sudah berpulang ke Rahmatullah, Bapak Tomo tahun 2008 dan Ibu Lasinah tahun 2020.


Alat Karawitan dari mana?

Berawal dari putri Bapak Tomomiharjo yang berkediaman di Semarang, beliau Ibu Imbarwati, ingin membawa pulang ke kampung halaman, seperangkat alat-alat karawitan. Di Semarang beliau membeli pribadi alat tersebut untuk kegiatan warga sekitar. Tetapi warga-warga yang menggunakan atau yang mau belajar karawitan sudah sedikit bahkan tidak ada, dari pada tidak terpakai akhirnya di bawa pulang ke kampung halaman, dengan harapan semoga di kampung halaman bisa bermanfaat.

Apa begitu sampai di Desa Mrentul langsung dipakai gamelannya ?


Oo tentu tidak, butuh proses yang tidak singkat, alat datang dengan kondisi yang lama tidak terpakai, tidak sedikit yang terlihat kurang baik. Sempat tidak tersentuh satu tahunan dengan kondisi apa adanya, akhirnya Ibu Mindahwati, yang juga putri Bapak Tomomiharjo tergerak hatinya, melihat gamelan mangkrak tidak terpakai ingin memperbaiki, dan berkonsultasi dengan orang yang sekiranya bisa diperbaiki.

Gamelan diperbaiki secara bertahap oleh Bapak Suradi Mrentul, beliau lumayan paham dengan gamelan, kayu kayu yang rusak diganti, besi-besi yang kurang pas diperbaiki. Ambil 1 alat dari rumah Pak Tomo, lalu diperbaiki di rumah beliau, jika sudah jadi dikembalikan dan ambil alat lagi untuk diperbaiki, sampai semua alat dirasa layak pakai. Beliau mengerjakan perbaikan sebagai kegiatan sambilan serta tidak ditarget, jadi seselonya beliau saja. Proses ini kurang lebih 1 tahun

Alat Di Cek Oleh Ahli Gamelan 

Setelah gamelan secara fisik diperbaiki, langkah selanjutnya mengundang ahli gamelan untuk mengecek, beliau adalah Ibu Sulastri yang juga mempunyai sanggar Karawitan senior. Dari beliaulah gamelan di cek up keseluruhan, yang kurang apa, yang sudah baik mana, dan beliau juga menawarkan renovasi gamelan untuk penampilan yaitu di cat ulang semuanya dari kayu sampai besi-besinya.
Proses ini kurang lebih 2 bulan. Dan ternyata perbaikan total gamelan butuh biaya yang tidak sedikit. Hasil akhir gamelan benar-benar biki takjub, semuanya jadi glowing dan fresh. Sudah mirip dengan sanggar-sangar ternama alatnya.

Pertama kali gamelan di pakai lagi setelah direnovasi total 

Ada acara paguyuban Bu Imbarwati dari Semarang yang bertempat di Mrentul, ada ide untuk menampilkan seni gamelan. Dan bekerja sama dengan sanggar Ibu Sulastri Prembun untuk menggunakan gamelan, semua peserta atau penabuh gamelan dari sanggar Ibu Sulastri Prembun. Dihari itulah gamelan pertama kali dipakai. Dan luar biasa rasanya, melihat gamelan biasanya itu di televisi, tapi ini melihat view langsung gamelan, para penabuh, suara khas gamelan yang indah, penyanyi lagu gamelan yang merdu, membuat merinding dan juga ada haruny juga.

Para tamu undangan sangat takjub mendengar dan melihat gamelan secara langsung, tidak sedikit dari mereka yang ikut menyumbangkan lagi dan betah seolah enggan untuk beranjak.


Ada Keinginan Belajar Gamelan


Pada suatu waktu, kami bertemu dengan Bapak Budi, beliau bisa dan menyukai gamelan, mengajak untuk memanfaatkan gamelan, belajar bersama-sama menabuh gamelan, saat itu hari Jumat, dan disetujui untuk latihan perdana hari Senin, malam Selasa.

Anggota dan pesertanya siapa saja? 

Peserta karawitan adalah seluruh warga RT.05 Karangtengah, Mrentul, Bonorow Kebumen. Pertama kali yang belajar hanya Bapak-Bapaknya saja setelah 3x latihan akhirnya ada keinginan belajar untuk ibu-ibunya, dan dibentuklah 2 grup yaitu grup bapak-bapak dan ibu-ibu. Satu set gamelan butuh peserta 12an, jika lebih maka bergantian menggunakan alatnya.

Belajar Apa Saja ?

Kami belajar lagu lagu gamelan pada umumnya, beberapa lagu yang sudah kami pelajari
Manyar Sewu
Gugur gunung
Mbok Yo mesem
Kebo giro
Dawet Ayu
Witing Klopo

Pelatihnya siapa?

Pertama kali yang melatih kami adalah Bapak Budi Saragan, pada pertemuan ke 3 Pak Budi membawa rekan beliau yang lebih menguasai tentang gamelan yaitu Bapak Anto dari Bonjoklor. beliau adalah guru nari sejak saya masih SD, beliau ahli seni di berbagai bidang, senitari, musik, suara. Anak kami juga belajar macapat di beliau.

Keanggotaan bagaimana?

Sampai saat ini anggota penabuh karawitan adalah khusus untuk warga RT.05, Karangtengah, Mrentul. Saat kami latihan ada beberapa tamu yang ingin melihat, mereka yang diluar RT.05 hanya sebagai tamu saja, pemegang alat utama adalah warga RT.05.

Waktu Latihan 

Latihan gamelan sampai saat ini dibagi menjadi 2 grup yaitu ibu-ibu dan bapak-bapak, grup bapak-bapak latihan setiap hari Senin atau malam Selasa, pukul 19.30 - 22.00, sedangkan ibu-ibu setiap hari Rabu malam kamis. Pukul 19.30 - 23.30

Dana pelatihan

Belajar sesuatu itu butuh anggaran, kecuali belajarnya mau asal-asalan. Pak Budi dan Pak Aan mau melatih kita, mereka hanya sekedar ingin kita bisa dan gamelan termanfaatkan, kita bukan membayar tapi hanya sekedar sebagai ucapan terima kasih, atau untuk membeli r*k**
Kesepakatan kami untuk semuanya setiap bulan iuran masing-masing orang 15.000, untuk ucapan terima kasih pelatih dan perawatan alat.

Perawatan Alat

Semua benda itu butuh perawatan, begitu juga gamelan, selain perawatan rutin di lap, di bersihkan dari debu, perawatan dari keroposnya kayu, besinya ada yang ga pas dan lain sebagainya, tentu butuh perawatan juga.


Bisa apa?

Saat ini kami sudah bisa menguasai beberapa lagu, tetapi sebagian besar masih menggunakan kertas not, semua berproses, butuh waktu belajar dan terbiasa. Terbiasa menggunakan gamelan, jadi tangan luwes, tidak kaku dan flexibel. Itu dulu sudah lumayan banget, nanti bisa karena terbiasa dan mau belajar. 

Ada alat apa saja?

Di seperangkat gamelan itu ada
Gong
Kenong
Kempul
Peking
Bonang
Bonang penerus
Kendang
Slendro
Dan lain sebagainya

Fungsi alat apa saja?

Setiap alat itu punya fungsi berbeda, dan semuanya saling terkait, gamelan itu seperti band, jadi ketika ada yang tidak berangkat ketika latihan maka bakalan tidak sempurna, butuh orang pengganti untuk supaya yang lain tetap bisa latihan.

Resmi Dibentuk

Tepat tanggal 17 Agustus 2023, kelompok karawitan ini diberi nama dan susunan pengurus, bersamaan dengan acara tirakatan 17 Agustus. Kedepan ada niat baik untuk memajukan karawitan di bidang-bidang lain, semoga diperhatikan juga oleh pemerintahan setempat.
Dengan resminya karawitan kami harapannya ada event atau program pemerintah lainnya kami bisa diikutsertakan dan berpartisipasi.

Kami adalah
Wargo Rukun Budoyo

Instagram 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar