Search (cari)

Follow Us @soratemplates

Sabtu, 05 Agustus 2023

Sate Kelinci Pak Mun Kebumen, Sate Legendaris yang Selalu Bikin Kangen


Mendengar kata sate kelinci Kebumen langsung tertuju kepada sate kelinci legendaris Pak Mun. Pelopor sate kelinci di Kebumen, sudah sering ke sini sejak masih singgle sampai sekarang punya anak 2, sate kelinci Pak Mun selalu membuat kangen.


Sate kelinci Pak Mun terkenal dengan sate kelinci dekat stasiun Kebumen, dulu dekat dengan pabrik nabati, sekarang berganti menjadi hotel mexolie. 
Dari arah Kebumen kota, ambil arah ke stasiun Kebumen, lurus mengikuti jalan kurang lebih 200 m, tepat di tikungan jalan.


Ada plank bertuliskan sate kelinci Pak Mun, bentuk warungnya rumah biasa, tidak terlihat seperti warung pada umumnya, jadi benar-benar terlihat sangat legendaris, dari dulu pesonanya tetap dari tatanan kursi, teras dan lain-lainnya.


Catnya berwarna putih, depan rumah banyak tanaman-tanaman hijau, pengunjungnya memang tidak rame seperti warung-warung sate ayam pada umumnya tetapi selalu ada saja pembeli, dan kebanyakan pembelinya adalah pelanggan setia seperti contohnya keluarga saya, Bapak Ibu jika pergi ke Kebumen terkadang tiba-tiba kepengen sate kelinci maka mampirlah ke sate kelinci Pak Mun.

Satu porsi sate kelinci harganya 45K jumlahnya 10 tusuk, ada pilihan juga untuk setengah porsi 5 tusuk 23 ribu. Sate kelinci biasanya dimakan dengan gule, gulenya terbuat dari tulang kelinci lalu dipadukan dengan kupat. Perpaduan yang jos gandos.

Sate kelinci itu teksturnya mirip kambing tapi lebih terasa gerut gerutnya kalo menurut saya, gerut-gerut itu otot mungkin ya, atau lemak. 

Sate kelinci Pak Mun itu dagingnya besar-besar kalo sekilas mirip sate kambing tapi ini lebih besar-besar. Tusuknya pun besar seperti tusuk sate kambing, dari sini tertebak kalo serat daging kelinci mirip daging kambing. Rasanya enak, tidak terasa atau beraroma apapun khas kelinci. 

Bumbunya meresap, kematangan sempurna walaupun ada beberapa yang terasa keras tapi kerasnya wajar keras khas sate daging. Kalo sate kambing kan aroma khas kambingnya kuat, tapi kalo ini tidak. Enak deh pokoknya.


Tempat duduk di dalam hanya 3-4 meja saja, jika di full untuk rombongan bisa 10 orang. Nuansa makan di rumah, kesederhanaan menjadi karakter sate kelinci Pak Mun.

Tidak seperti sate ayam yang menjadi harian untuk lauk, kalo menurut saya sate kelinci lebih ke Klangenan kalo bahasa jawanya, eh tiba-tiba kok kepengen sate kelinci ya, eh kok kangen sate kelinci yaa. Begitu gambarannya.

Dari segi kesehatan, daging kelinci insyaallah begizi, mungkin pemasakan sate yang bisa menjadi pro kontra bidang kesehatan, yang selama ini kita dengar-dengar.

Yakin ga pengen nyobain sate kelinci Pak Mun Kebumen ???

Tidak ada komentar:

Posting Komentar